
Andi Dwi Handoko
Memperingati Hari Pahlawan seharusnya tidak hanya sekadar peringatan seremonial saja. Ya, tentu kita mesti mengingat dan menghargai jasa para satria, tetapi perlu juga untuk diwujudkan dalam bentuk yang kasatmata.
Pahlawan tidak hanya sekadar penghargaan atau nama saja. Akan namun, pahlawan memiliki arti sakral yang berhubungan dengan jasa seseorang yang sangat mempunyai arti di penduduk . Mencari pahlawan di abad modern cukup langka. Rakyat bekerjsama punya pendekar yang pantas dibanggakan, adalah wakil rakyat. Namun, para wakil rakyat tersebut tak bisa untuk menjadi pahlawan untuk dirinya sendiri. Mereka tak mampu untuk menahan hawa nafsu yang berlebih.
Rakyat memilih wakilnya untuk menjadi pendekar. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, wakil rakyat menjajah rakyat. Rakyat masih miskin, tertimpa aneka macam musibah, pendidikan masih mahal, tetapi para wakilnya malah sibuk menggembirakan diri sendiri, pelesir ke mancanegara, atau sibuk mencari celah menciptakan gedung megah lengkap dengan spa dan kolam renang.
Sungguh ironis memang. Kita selaku insan harus mengoreksi diri kita sendiri. Sudah saatnya mengawali untuk menjadi hero untuk memerangi nafsu sesat eksklusif untuk lalu menjadi pahlawan di masyarakat. Entah satria di bidang apa pun.
gambar dari: karikatur-selebriti-indonesia.blogspot.com